Alun-Alun Kota Sumedang

Dahulu, Alun-Alun Sumedang berupa tanah lapang yang ditumbuhi rerumputan dan pepohonan disekelilingnya, namun pada tahun 2020 tempat ini diperINDAH dengan adanya taman, kolam, tempat permainan anak serta fasilitas lainnya, dan pada malam hari dengan dihiasi oleh lampu lampu Alun-Alun Sumedang terlihat semakin CANTIK. Pada bagian tengah tempat ini terdapat bangunan berupa Monumen yang dikenal dengan Monumen Lingga, berupa peninggalan jaman kolonial Belanda yang didirikan pada Tahun 1922.

LINGGA menjadi lambang Kabupaten Sumedang. Monumen Lingga berdiri kokoh di tengah Alun-alun Sumedang. Lingga adalah sebuah penghargaan atas pengabdian memimpin rakyat dibangun di jantung pemerintahan Sumedang. Penghargaan ini justru diberikan kepada bupati yang dianggap akan memberontak oleh Belanda.

Monumen penghargaan ini dipersembahkan bagi Bupati Pangeran Aria Soeriaatmadja yang wafat di Mekah dan dijuluki Pangeran Mekah. Namanya juga diabadikan menjadi jalan persis di sebelah utara Lingga itu. Monumen ini didirikan tahun 1922 setelah bupati yang hidupnya sangat sederhana ini tak lagi menjadi orang nomor satu. Pangeran Soeriaatmadja menjadi Bupati Sumedang sejak 31 Januari 1883-1919.

Monumen Lingga yang diresmikan oleh Gubernur Jenderal Mr D Fock di bagian dindingnya ditulis, Pangabakti Ka Suwarginan Pangeran Soeriaatmadja, Bupati Sumedang 1883-1919, ping 1 Juni 1919. Bagian atas Lingga berbentuk setengah bola dan terbuat dari pelat tembaga, melambangkan setinggi-tingginya puncak prestasi manusia, tidak akan mencapai kesempurnaan yang hakiki, sebab kesempurnaan sesungguhnya hanyalah milik Allah SWT. Sedangkan pintu Lingga sendiri, yang dibangun empat buah pada setiap penjuru mata angin dengan anak tangga bertrap-trap sebagai simbol pendakian ruhani manusia dalam mencapai keridloan Allah dengan terlebih dahulu menguasai empat unsur nafsu yang terdapat pada diri setiap insan, amarah, sawiyah, lawamah dan mutmainah. Dengan penguasaan keempat unsur nafsu itu, maka manusia dengan pengampunan Allah. Atas segala dosanya, diibaratkan seperti bayi yang baru lahir dari rahim ibunya.

Lambang Kabupaten Sumedang diciptakan R. MAHAR MARTANEGARA, putera Bupati Bandung, R Adipati Aria Martanagara yang masih penya keturunan Sumedang. Lambang ini diresmikan 13 Mei 1959.

Perisai, melambangkan jiwa kesatria utama, percaya pada diri sendiri.
Sisi Merah, semangat keberanian
Dasar Hijau, lambang kesuburan
Bentuk setengah bola serta bentuk kubus pada ” LINGGA ”, mlambangkan manusia tidak ada yang sempurna.
Sinar Matahari, melambangkan semangat rakyat dalam mencapai kemajuan.
Warna Kuning Emas, berarti keluhuran budi dan kebesaran jiwa.
Sinar yang ke 17, angka sakti, tanggal Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Delapan bentuk dari pada ” LINGGA ” , lambang bulan Proklamasi Indonesia.
Sembilan belah batu pada ” LINGGA ”, empat buah kaki tembok dan lima buah anak – anak tangga : Lambang Tahu Proklamasi Republik Indonesia (1945).
Tulisan ” INSUN MEDAL ”, melambangkan kristalisasi dari pada jiwa dan kepribadian rakyat Sumedang.





Jelajahi Sekarang